Selasa, 22 Mei 2018


PENGEMBANGAN PENGETAHUAN WAWASAN KEBANGSAAN BAGI GENERASI MUDA
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen Pengampu
Drs. Warlim Isya, M.Pd.



Disusun Oleh:
Faishal Yazid Hibatullah            1707999
           





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2018

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Konsep wawasan kebangsaan Indonesia sangat diperlukan untuk setiap kalangan masyarakat Indonesia secara umum, dan diperlukan juga bagi generasi muda secara khusus. Generasi muda merupakan generasi tonggak penerus bangsa, yang akan menjadi pemimpin selanjutnya menggantikan generasi sebelumnya. Generasi muda perlu dibekali pengembangan kemampuan wawasan kebangsaan.
Banyak contoh kasus generasi muda yang bertindak negatif, seperti tawuran antar sekolah,mabuk-mabukan,dan sebagainya. Hal itu, akan membuat provokator senang karena dapat memecah belah bangsa. Tawuran merupakan ideologi sang provokator yang menyebarkan benih-benih primordialisme (bersifat kedaerahan) memecah belah antar daerah satu dengan yang lainnya. Mabuk-mabukan (minuman keras) juga merupakan ideologi sang provokator untuk meracuni otak generasi muda Indonesia. Sehingga sang provokator bisa menguasai suatu wilayah tanpa harus berperang menggunakan senjata.
Mereka belum dapat melaksanakan konsep wawasan kebangsaan dalam kehidupan sehari-hari. Di samping itu, sebagian masyarakat kita, khususnya para pemuda dan pelajar tadi, masih ada yang mudah terpengaruh oleh hasutan-hasutan dan provokasi dari kelompok orang-orang yang tidak bertanggungjawab, dan hal itu sudah tentu dapat melunturkan rasa kebangsaan kita. Mereka yang tidak bertanggungjawab itu adalah para provokator yang berpikir sempit dan mencari keuntungan dibalik tindakannya yang merusak persatuan dan kesatuan bangsa. Apabila hal ini tidak segera diatasi, lambat laun akan merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Untuk itu marilah mulai dari diri kita sendiri untuk menggalang semangat kebangsaan, semangat persatuan dan kesatuan, semangat kebersamaan dengan mengembangkan sikap saling asah, asih, dan asuh.





Rumusan Masalah
A.     Apa yang dimaksud dengan wawasan kebangsaan?
B.     Apa yang dimaksud dengan konsep wawasan nusantara?
C.     Bagaimana unsur-unsur dan karakteristik kebangsaan?
D.     Bagaimana agar dapat memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara?



Tujuan
A.     Mengetahui tentang wawasan kebangsaan
B.     Mengetahui konsep wawasan nusantara
C.     Mengetahui unsur-unsur dan karakteristik kebangsaan
D.     Mengetahui dan memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara













PEMBAHASAN
A.     Wawasan Kebangsaan
Terdapat dua kata yang harus dijelaskan tentang wawasan kebangsaan, yaitu wawasan dan kebangsaan. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, Badudu-Zain (2001:122;1624.) dijelaskan bahwa; “Wawasan berasal dari kata mawas, yang berarti meneliti, meninjau, mengamati, melihat atau memandang. Wawasan dapat berarti juga sebagai pandangan atau tinjauan. Sedangkan Kebangsaan, adalah ciri-ciri atau identitas yang menandai asal bangsanya, atau golongan suatu bangsa”.
Dari uraian di atas dapat diartikan bahwa, wawasan kebangsaan adalah cara pandang suatu bangsa terhadap prinsip-prinsip dasar kebangsaan yang menjadi ciri atau identitas kepribadian bangsa tersebut. Sehingga dengan berpedoman kepada cara pandang yang menjadi prinsip dasar kebangsanya itu, maka bangsa tersebut memiliki sikap dan jatidiri sesuai dengan nilai-nilai dasar yang dianutnya.
Setiap bangsa di dunia memiliki cara pandang terhadap kebangsaan dan tanah airnya masing-masing, dan cara pandang terhadap kebangsaannya itu kemudian disebut sebagai wawasan kebangsaan. Bangsa Indonesia memiliki wawasan kebangsaannya sendiri yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Berdasarkan nilai-nilai tersebut bangsa Indonesia memiliki cara pandang untuk melangkah ke depan dalam mencapai tujuan nasional

B.     Wawasan Nusantara
Terdapat dua kata dalam memahami pengertian wawasan nusantara, yaitu terdiri dari kata wawasan dan nusantara. Wawasan berasal dari kata mawas, yang berarti melihat, meninjau, meneliti, mengamati atau memandang. Wawasan dapat berarti pandangan. Sedangkan nusantara, terdiri dari kata nusa dan antara. Nusa, adalah kepulauan dan antara, adalah jarak, maksudnya jarak dari pulau ke pulau. Jadi nusantara dapat diartikan sebagai wilayah yang terdiri dari pulau-pulau. Karena itu Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau sering disebut sebagai negeri nusantara. Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa wawasan nusantara dapat diartikan sebagai; cara pandang bangsa Indonesia terhadap diri dan lingkungannya yang terdiri dari pulau-pulau. Munajat Danusaputro (1979:69) mengemukakan sebagai berikut:
1)      Dari segi ide, gagasan, dan cita-citanya, konsepsi wawasan nusantara aspirasinya terkandung dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No.66 tahun 1951. Bhineka Tunggal Ika mengandung arti berbeda-beda tetapi satu jua, maksudnya ialah; menghubungkan (menyatukan) daerah-daerah dan suku bangsa yang berbeda-beda di seluruh nusantara Indonesia menjadi satu kesatuan raya.

2)      Dari segi asas negara kepulauan (archipelagic state principle), konsepsi wawasan nusantara terdapat dalam Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957, yang mengumumkan tentang batas teritorial laut Indonesia selebar 12 mil diukur dari titik luar kepulauan Indonesia yang terluar.

3)      Dari segi nama, konsepsi wawasan nusantara pertamakalinya dicetuskan dalam Seminar Hankam I tanggal 12-21 November 1966, yang kemudian dikukuhkan dalam Raker Hankam 17-28 November 1967. Pada saat itu istilah nama wawasan nusantara yang kemudian menjadi wawasan kebangsaan Indonesia mulai dikenal.

4)      Dari segi perumusan dan penjabarannya, konsepsi wawasan nusantara mulai dipakai sebagai konsep yang harus melandasi Ketahanan Nasional Indonesia, terjadi di Lemhanas pada 10 November 1972.

5)      Dari segi perumusan dan penetapannya, konsepsi wawasan nusantara sebagai Wawasan Pembangunan Nasional terjadi pada tanggal 22 Maret 1973, berdasarkan ketetapan MPR RI No.IV /MPR/1973.

C.     Unsur-unsur dan Karakteristik Kebangsaan
Bangsa dari kata nation, sedangkan nation berasal dari kata natio, bahasa Latin yang berarti bangsa yang dipersatukan karena persamaan kelahiran. Natio secara etimologis berasal dari kata nasci yang berarti to be born (dilahirkan). Dapat dikemukakan bahwa nation atau bangsa adalah sekumpulan orang-orang (masyarakat) yang dilahirkan dan berdiam dalam satu wilayah tertentu, mempunyai kehendak untuk bersatu karena adanya persamaan karakter dan persamaan nasib. Bangsa dalam pengertian ini terbentuk karena sebagai berikut:
a. faktor kelahiran,
b. faktor wilayah,
c. faktor kehendak,
d. adanya persamaan karakter,
e. adanya persamaan nasib.
Dalam hubungan itu Usman Pelly membedakan antara karakteristik obyektif dan karakteristik subyektif tentang bangsa, yaitu:
1.      Karakteristik obyektif terdiri dari;
a.       Aspek wilayah teritorial,
b. Aspek historis (kesejarahan),
c. Aspek perekonomian (sumber kekayaan alam).
2. Karakteristik subyektif ialah;
a. Aspek kesadaran (consciousness),
b. Aspek kesetiaan (loyality)
c. Aspek kemauan (will) atau kehendak.
Karakteristik subyektif biasanya sangat tepat untuk definisi bangsa, sedang karakteristik obyektif lebih tepat untuk penjelasan bangsa (Republika, 24 Oktober,1998: 3).
Dari beberapa pengertian yang telah diuraikan di atas dapat dikemukakan bahwa unsur-unsur yang dapat membentuk suatu bangsa itu adalah:
1.      Adanya sekumpulan masyarakat yang sudah berkembang sedemikian rupa dalam suatu daerah tertentu,
2. Mempunyai kesamaan sejarah,
3. Mempunyai wilayah,
4. Mempunyai pemerintahan,
5. Memiliki suatu kebudayaan, bahasa,dan agama tertentu
6. Memiliki kesadaran dan kesetiaan,
7. Memiliki kemauan bersama dari warga masyarakatnya untuk hidup bersatu dalam  
    suatu pemerintahan
.
D.    Kesadaran Berbangsa dan Bernegara
Adanya kesadaran warga negara terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara lebih disebabkan oleh beberapa hal penting, yaitu:
a.       Karena adanya rasa kebangsaan,
b.      Tertanamnya faham kebangsaan,
c.       Tingginya semangat kebangsaan,
d.      Kuatnya wawasan kebangsaan,
Untuk menjawab hal ini Siswono (1996: 24,25) mengemukakan secara rinci mulai dari rasa kebangsaan, faham kebangsaan, semangat kebangsaan kemudian wawasan kebangsaan, yang uraiannya sebagai berikut:
a.       Rasa Kebangsaan, adalah kesadaran berbangsa, kesadaran untuk bersatu sebagai suatu bangsa yang lahir secara alamiah karena sejarah, aspirasi perjuangan masa lampau, kebersamaan kepentingan, rasa senasib sepenanggungan dalam menghayati masa lalu dan masa kini, serta kesamaan pandangan, harapan dan tujuan dalam merumuskan cita-cita bangsa untuk waktu yang akan datang.
b.      Paham Kebangsaan, adalah aktualisasi dari rasa kebangsaan yang berupa gagasan, pikiran-pikiran yang rasional, dimana suatu bangsa secara bersama-sama memiliki cita-cita kehidupan berbangsa dan tujuan nasional yang jelas dan rasional. Tumbuh dan berkembangnya rasa kebangsaan dan paham kebangsaan ini pada gilirannya akan membentuk semangat kebangsaan.
c.       Semangat Kebangsaan, adalah kerelaan berkorban demi kepentingan bangsa, Negara, dan tanah airnya. Sementara implementasi dan aktualisasi dari berbagai hal yang erat kaitannya dengan pemikiran yang menyangkut kehidupan kebangsaan, baik dalam segi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, hukum, hankam, dan lain-lain untuk membawa bangsa Indonesia kearah kehidupan yang lebih maju sesuai dengan komitmen kebangsaannya itulah yang disebut dengan wawasan kebangsaan.
d.      Wawasan Kebangsaan, adalah cara pandang yang dilingkupi oleh rasa kebangsaan, paham kebangsaan, dan semangat kebangsaan untuk mencapai cita-cita nasionalnya dan mengembangkan eksistensi kehidupannya atas dasar nilai-nilai luhur bangsanya.





PENUTUP
Kesimpulan
            Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang suatu bangsa terhadap prinsip-prinsip dasar kebangsaan yang menjadi ciri atau identitas kepribadian bangsa tersebut. Sehingga dengan berpedoman kepada cara pandang yang menjadi prinsip dasar kebangsanya itu, maka bangsa tersebut memiliki sikap dan jatidiri sesuai dengan nilai-nilai dasar yang dianutnya. Sebelum disebut wawasan kebangsaan, dahulu pernah disebutkan mengenai wawasan nusantara, hal itulah yang menjadi identitas dari bangsa Indonesia. Di Jawa Barat, dikenal beberapa sikap yaitu:
1)      Sikap saling asah, yaitu saling berbagi dan bertukar pikiran untuk mengasah kemampuan pengetahuan, pengalaman, dan ketrampilan yang kita miliki dengan orang lain secara baik dan positif.
2)      Sikap saling asih, yaitu saling mengasihi dengan menumbuhkan rasa kasih sayang, pemaaf, ramah tamah, dan menjauhkan diri dari sifat pemarah yang dapat merusak hubungan kasih sayang sebagai bangsa.
3)      Sikap saling asuh, yaitu saling mengasuh satu sama lain dengan menumbuhkan rasa persaudaraan, saling hormat menghormati,tolong menolong,saling menghargai, saling membina, dan saling melindungike arah yang baik demi kebersamaan dan kesatuan bangsa.
Dengan mengembangkan sikap saling asah,asih, dan asuh,maka kebersamaan sebagai bangsa akan terjalin indah. Karena itu nilai dan makna terdalam dari asah,asih, dan asuh tersebut, hendaknya dapat menjadi basis motivasi dalam kehidupan masyarakat kita yang pada gilirannya dapat mengembangkan wawasan kebangsaan Indonesia. Dan itulah alasan mengapa kita harus mengembangkan pengetahuan wawasan kebangsaan khususnya untuk generasi muda, supaya lebih mengetahui informasi tentang wawasan kebangsaan.






DAFTAR PUSTAKA
Isya, W. (2004). Hakekat Wawasan Kebangsaan.



























Jumat, 26 Juni 2015

TERIMA JASA PEMBUATAN KARIKATUR

Cost : 5rb


Untuk Info Lebih lanjut
Facebook : https://www.facebook.com/faishal.yazid

Rabu, 17 Desember 2014

PERHITUNGAN JAWA

Sri = Pari
Lunggu = Jabatan
Dunia = Kekuasaan
Lara = Sakit
Pati = Meninggal

itu ternyata ampuh untuk mengetahui siapa para pemimpin kita di masa depan

contoh :
ada 2 calon capres, yang dihitung pertama sri,kemudian lunggu,kemudian dunia,kemudian lara,kemudian pati. Siapa yang menerima Pati calon tersebut tdk akan menjadi pemimpin kita.

Menurut Perhitungan jawa pasangan no.1 tdk akan menjadi pemimpin kita

#Hanya sekedar nge-share

SEJARAH CANDI BOROBUDUR sesuai kajian Islam 
VERSI KH FAHMI BASYA.

Menurut sebuah penelitian oleh Pak KH Fahmi Basya memperoleh kesimpulan bahwa kisah nabi Sulaiman itu tidak bisa dipisahkan dari tanah jawa (Negeri Saba’) dan juga nabi Sulaiman mempunyai peninggalan berupa sebuah candi Borobudur, jadi menurut peneliti tersebut candi Borobudur adalah peninggalan nabi Sulaiman.
Membaca hasil penelitian ini tentu anda akan mengernyitkan dahi, atau bahkan tidak percaya.

Menurut Sami bin Abdullah al-Maghluts, dalam bukunya Atlas Sejarah Nabi dan Rasul,
Nabi Sulaiman diperkirakan hidup pada abad ke-9 Sebelum Masehi (989-931 SM), atau sekitar 3.000 tahun yang lalu. Sedangkan candi Borobudur dibangun setelah masehi. Tapi tidak menurut Pak Fahmi Basya, Borobudur sudah ada sejak sebelum Masehi tuturnya.

Dalam bukunya, KH Fahmi Basya menuturkan beberapa ciri-ciri Candi Borobudur yang menjadi bukti sebagai peninggalan putra Nabi Daud tersebut. Di antaranya, hutan atau negeri Saba, makna Saba, nama Sulaiman, buah maja yang pahit, dipindahkannya istana Ratu Saba ke wilayah kekuasaan Nabi Sulaiman, bangunan yang tidak terselesaikan oleh para jin, tempat berkumpulnya Ratu Saba, Kisah nabi Yunus di relief candi dan lainnya. Dalam Alquran, kisah Nabi Sulaiman dan Ratu Saba disebutkan beberapa kali dalam al quran surah An-Naml [27]: 15-44, Saba [34]: 12-16, al-Anbiya [21]: 78-81, dan lainnya.

Tentu saja, banyak orang yang tidak percaya bila Borobudur merupakan peninggalan Sulaiman. Banyak bukti yang dipaparkan oleh pak Fahmi Basya, salah satunya adalah banyak relief yang mengambarkan kisah-kisah yang ada didalam AlQuran
seperti kisah nabi Yunus yang dilempar dari kapal yang penuh dan dimakan oleh sebuah ikan seperti gambar di bawah ini. Melalui relief-relief yang ada lainnya, memang terdapat banyak simbol, yang mengesankan dan identik dengan kisah Sulaiman dan Ratu Saba, sebagaimana seperti keterangan Alquran.
Pertama adalah tentang tabut, yaitu sebuah kotak atau peti yang berisi warisan Nabi Daud AS kepada Sulaiman. Konon, di dalamnya terdapat kitab Zabur, Taurat, dan Tingkat Musa, serta memberikan ketenangan.

Pada relief lain yang terdapat di Borobudur, tampak peti atau tabut itu dijaga oleh seseorang. “Dan Nabi mereka mengatakan kepada mereka: ‘Sesungguhnya tanda ia akan menjadi raja, ialah kembalinya tabut kepadamu, di dalamnya terdapat ketenangan dari Tuhanmu dan sisa dari peninggalan keluarga Musa dan keluarga Harun; tabut itu dibawa malaikat. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda bagimu, jika kamu orang yang beriman’.” (QS Al-Baqarah [2]: 248).

Negeri Saba ada di Indonesia, yaitu Wonosobo (Wana – Saba). menurut bahasa jawa, Wana artinya hutan dan Saba adalah negeri Saba/tempat berkumpul . Dalam Alquran, wilayah Saba ditumbuhi pohon yang sangat banyak. (QS Saba [34]: 15).

Jadi, menurut Fahmi, wana saba atau Wonosobo adalah hutan Saba. Masih banyak lagi bukti-bukti yang dipaparkan oleh sang peneliti KH Fahmi Basya didalam buku yang ia tulis.

Banyak dari sebagian masyarakat di Indonesia, bahkan di dunia bahwa candi borbudur adalah peninggalan dari kerajaan hindu pada zaman dahulu. Candi Borobudur di dalam cerita sejarah dibangun oleh kerabat wangsa syailendra kurang lebih pada masa Abad ke-8 Masehi.

Namun sebuah kelompok orang dari Lembaga Studi Islam dan Kepurbakalaan melakukan sebuah penelitian yang di pimpin oleh Pak Fahmi Basya dosen Matematika Islam UIN syarif Hidayatullah menyimpulkan bahwa kisah nabi Sulaiman itu tidak bisa dipisahkan dari tanah jawa (Negeri Saba’) dan juga nabi Sulaiman mempunyai peninggalan berupa sebuah candi Borobudur, jadi menurut peneliti tersebut candi Borobudur adalah peninggalan nabi Sulaiman.
Tidak main-main, pak Fahmi Basya melakukan penelitian selama 35 tahun dan bukti yang didapat sangat kuat dan juga hasil penelitian tersebut didukung dalil didalam ayat-ayat Al-Quran. Dalam membaca Sejarah Candi Borobudur Versi Islam, Ada baiknya anda juga membaca : Kisah Nabi Sulaiman di Tanah Jawa.

Menurut cerita yang dipaparkan, Candi Borobudur terletak di daerah kekuasaannya Nabi Sulaiman. Nabi Sulaiman adalah nabi yang diberi mukjizat bisa berbicara dengan hewan, juga dapat memerintah jin dengan ijin Allah. Ada seekor burung yang menghilang ketika dicari oleh Sulaiman, burung itu adalah burung Hud-Hud. Sewaktu Sulaiman bertemu dengan burung tersebut, maka burung Hud-Hud melaporkan sebuah alasan yang kuat kenapa ia menghilang dari Sulaiman. Alasan tersebut sekaligus meredam kemarahan Sulaiman atasnya. Sewaktu menghilang Burung Hud-Hud melintasi sebuah negeri, yaitu negeri Saba’ dan para penduduknya menyembah selain Allah, yaitu menyembah Matahari. Juga ada seorang ratu yang menjadi pemimpinnya.

Nabi Sulaiman pun memaklumi alasan tersebut kemudian menyuruh burung Hud-Hud untuk menyampaikan sebuah surat yang ditujukan kepada ratu Saba’, ratu yang menjadi pemimpin negeri Saba’. Surat itu tak lain adalah surat agar Ratu dan penduduk negeri Saba’ bertaubat dan berserah diri kepada Allah. Ratu Saba’ pun kemudian bertabat dan berserah diri. Nabi Sulaiman pun memerintahkan jin untuk memindahkan singgasana ratu Saba ke istananya Sulaiman dalam waktu sekejap sebelum ratu Saba’ datang ke Sulaiman. Singgasana ratu Saba’ adalah singgasana ratu Boko yang ada di Sleman, Yogyakarta, dan dipindahkan ke atas Borobudur di Magelang. terbukti di Istana Ratu Boko ada singgasana yang hilang serta sisa-sisa bangunan tempat berkumpul untuk menyembah matahari. jadi Borobudur itu adalah sebuah bangunan buatan jin atas perintah Nabi Sulaiman. Dari segi relief pun banyak yang menggambarkan cerita Nabi Sulaiman.

Ahli matematika Islam ini meyakini bahwa Borobudur sangat terkait erat dengan sejarah Nabi Sulaiman. Borobudur adalah peninggalan Ratu Saba’ seperti yang diceritakan dalam Al-Quran. Buku ini bukan karya sehari dua hari disusun. Tulisan ini sudah ditulis dengan sangat serius selama puluhan tahun; sejak tahun 1979 hingga 2012. Dalam buku ini penulis menjelaskan dengan sangat detail dan ilmiah bukti-bukti bahwa Borobudur adalah peninggalan Ratu Saba’. Ada 40 bukti eksak yang dijelaskan. Salah satu bukti paling kuat dan belum bisa dibantah adalah ditemukannya surat dari Nabi Sulaiman bertuliskan “Bismilllahirrahmanirrahim” di atas sebuah plat emas di dalam kolam pemandian Ratu Saba’ (Ratu Boko) di daerah Sleman, Jawa Tengah.

Sungguh tidak banyak yang mengetahui bahwa simbul-simbul Islam banyak ditemukan di Borobudur. Karena sudah sejak lama, borobudur menjadi klaim hindu/budha. Ekspedisi Melintas Dua Shubuh bersama KH Fahmi Basya sungguh menakjubkan. Hasil penelitian beliau telah menemukan adanya indikator-indikator bahwa kisah Nabi Sulaiman dan ratu Saba ada di Borobudur dan Ratu Boko. Sleman berasal dari Sulaiman. Wonosobo berasal dari Hutan (ratu) Shaba. Lihat pula relief-relief di sekitarBorobudur, disana sarat dengan cerita-cerita Nabi Sulaiman seperti burung Hud-hud, Tabut dan lain-lain.

Adanya phenomena angka 19 di Candi Borobudur.

Adapun mengenai phenomena angka 19 itu terdapat di dalam Alqur’an berasal dari kalimat Bismillaahirrahmaanirrahiim yang terdiri dari 19 huruf. Kalimat Bismillaahirrahmaanirrahiim ini yang memperkenalkannya kepada kita adalah nabi Sulaiman As. ketika beliau berkirim surat kepada Ratu Saba’
Kop Surat dari Surat nabi Sulaiman As itu adalah kalimat Bismillaahirrahmaanirrahiim .
Isi suratnya adalah: ” Alla ta’luu ‘alaiyya, wa’tuunni muslimiin ” ( Jangan menyombong kepadaku dan datanglah kepadaku dengan berserah diri ). Dan perlu diketahui surat itu sampai sekarang masih ada yaitu di Musium Nasional berupa lempengan emas bertuliskan Bismillah, surat itu awalnya ditemukan dikolam dekat Candi borobudur.
Lempengan emas bertuliskan kalimat ‘Bismillah”
Jadi, dapat dikatakan bahwa phenomena 19 itu sudah diketahui oleh Nabi Sulaiman As. Oleh sebab itu di Candi borobudur ada phenomena 19.

Tuntutlah Ilmu ke Negeri Cina atau Syain ?

Mari kita bangkit dari tidur panjang, kitalah pewaris negri hebat itu. Tuntutlah ilmu walaupun sampai ke negri Syain, adalah rekomendasi yang disampaikan Nabi Muhammad SAW untuk seluruh umatnya.
Negri hebat itu adalah negri kita, Indonesia.
Sayang …, hanya karena candi Borobudur adalah candi Budha, kita menjadi BUTA, bahwa candi Borobudur adalah hasil karya bangsa kita yang kebetulan beragama Budha (?) (masih perlu pembuktian lagi untuk menyebut para pembangun candi Borobudur beragama Budha).

Saat ini Negri Syain oleh kebanyakan orang termasuk Ulama diartikan sebagai Negri Cina. Benarkah demikian ?.

Berikut argumen yang membantah bahwa negri Syain adalah Negri Cina. Yang lebih tepat negri Syain adalah negri Syailendra di Pulau Jawa, INDONESIA .

1. Tinjauan menurut Waktu
Lahirnya Agama Islam semasa dengan berdirinya candi Borobudur, abad 6 akhir atau abad 7 awal. Ketika Nabi Muhammad merekomendasikan Negri Syain bagi umatnya untuk menuntut ilmu pasti didasari pengetahuan yang seumur dengan beliau. Suatu hal yang mustahil bila beliau menyarankan untuk belajar kepada seseorang yang lahir di negri Syain 1500 tahun lagi. Juga mustahil beliau menyarankan untuk belajar kepada seseorang yang lahir di negri Syain 1500 tahun yang lalu. Hal ini menguatkan dugaan bahwa Negri Syain yang dimaksud nabi Muhammad adalah Syailendra di Pulau Jawa, bukanya negri Cina.

2. Tinjauan menurut Hubungan Relegius
Borobudur merupakan miniatur Al-Quran, Borobudur berceritera tentang hal yang bersesuaian dengan Al-Quran dengan cara yang berbeda. Al-Quran berceritera tentang suatu hal dengan bahasa syair, sedang Borobudur bercerita tentang hal yang sama dengan bahasa teater dalam bentuk Relief.

· Puncak Borobudur dengan satu Stupa besar, disekelilingnya terdapat relief yang menggambarkan ceritera yang bersesuaian dengan Surat ke 1 (satu) di Al-quran.
· Lantai dua dari atas terdapat 8 (delapan) Stupa, disekelilingnya terdapat relief yang menceriterakan suatu hal yang bersesuaian dengan Surat ke 8 (delapan) di Al-Quran
· Lantai tiga dari atas terdapat 16 (enam belas) Stupa, disekelilingnya terdapat relief yang menceriterakan suatu hal yang bersesuaian dengan Surat ke 16 (enam belas) di Al-Quran
· Lantai empat dari atas terdapat 32 (tiga puluh dua) Stupa, disekelilingnya terdapat relief yang menceriterakan suatu hal yang bersesuaian dengan Surat ke 32 (tiga puluh dua) di Al-Quran
· Lantai lima dari atas terdapat 64 (enam puluh empat) Stupa, disekelilingnya terdapat relief yang menceriterakan suatu hal yang bersesuaian dengan Surat ke 64 (enam puh empat) di Al-Quran
· Lantai enam dari atas (lantai dasar) terdapat 72 (tujuh puluh dua) Stupa, disekelilingnya terdapat relief yang menceriterakan suatu hal yang bersesuaian dengan Surat ke 72 (tujuh puluh dua) di Al-Quran

Dari kesesuain relief Borobudur dengan Al-Quran diatas, rasanya lebih masuk akal bahwa negri Syain yang dimaksud nabi Muhammad SAW adalah negri Syailendra

3. Tinjauan menurut Kondisi Sosial
Kondisi Sosial Negeri Cina saat awal lahirnya Agama Islam sedang dalam keadaan kacau karena perang saudara. Mustahil Nabi Muhammad menyarankan untuk belajar ke negri yang sedang kacau balau oleh perang saudara. Kalau saat ini tahun 2007, ada orang yang menyarankan untuk belajar ke: Irak, Afganistan atau Lebanon, pasti orang itu akan ditertawakan orang sedunia. Pada saat itu Negri Syailendra berada dalam keadaan makmur sejahtera. Tidak salah kalau nabi Muhammad merekomendasikan sebagai negri rujukan menuntut ilmu.

4. Tinjauan menurut Kemajuan Budaya
Dari catatan sejarah negri Syailendra memiliki keunggulan budaya dibandingkan dengan negri Cina. Syailendra memiliki peninggalan yang menunjukkan seberapa tinggi “budaya” nya saat itu.
Pembangunan Borobudur memakan waktu lebih dari seratus tahun, diketahui dari umur batu di dasar candi berbeda 104 tahun lebih tua dari batu yang terdapat di puncak candi. Hal ini menunjukkan bahwa negri Syailendra punya tenaga-tenaga ahli yang mengorganisir proyek raksasa baik besarnya bangunan, banyaknya orang yang terlibat pembangunannya dan lama pengerjaannya. Tanpa perencanaan yang luar biasa rapinya, mustahil Borobudur berdiri. Struktur bangunan candi yang demikian besar membutuhkan pengetahuan teknik bangunan yang sangat rumit, bahkan ketelitian lingkaran yang ada di borobudur lebih kecil toleransi ukurnya dibandingkan dengan Theodolit modern.
Belum lagi pengetahuan metalurgi pembuatan keris, pada abad ke 7 negri Syailendra sudah menguasai teknik peleburan Titanium bahan pamor keris. Dan masih banyak bukti ketinggian budaya negri Syailendra yang lain

5. Tinjauan menurut Letak Geografis
Negeri Cina dan Jazirah Arab terhubung lewat darat, hanya dengan berkendaraan onta atau kuda saja sudah bisa sampai. Tidak meng- gambarkan kesulitan yang harus ditempuh untuk menuntut ilmu. Negri Syailendra terdapat di Pulau Jawa. Harus mengarung lautan yang luas dan ganas, tanpa kemauan dan perjuangan yang luar biasa berat tidak mungkin sampai. Wallah ‘Alam Bishawab

Metrotvnews.com, Bogor: Penulis buku Borobudur dan Peninggalan Nabi Sulaiman KH Fahmi Basya berkeyakinan terungkapnya misteri Candi Borobudur yang menggambarkan kisah nabi-nabi besar bisa berpotensi mengislamkan masyarakat dunia.

"Daya tarik Candi Borobudur akan mengalahkan lukisan Monalisa dan bangunan bersejarah lain yang ada di dunia. Orang-orang di seluruh dunia akan berdatangan untuk melihat fakta bahwa Borobudur menjelaskan kebenaran Alquran, jadi bukan peninggalan umat Budha," kata KH Fahmi dalam seminar bertema Titik balik Candi Borobudur di Kota Bogor, Jawa Barat, Sabtu (6/4).

Ia menyebutkan Candi Borobudur tersusun dari dua bangunan yaitu bagian bawah merupakan karya masa Nabi Sulaiman dengan bantuan para jin dan bagian puncak merupakan bangunan milik Ratu Saba yang dipindahkan dengan kecepatan cahaya ke bagian atas Candi Borobudur.

Dalam buku tersebut, ia menjelaskan dengan detail dan ilmiah bukti-bukti bahwa Borobudur merupakan peninggakan Nabi Sulaiman seperti adanya relief yang menggambarkan kisah Nabi Yunus yang terlempar dari kapal dan siap diterkam ikan besar.

Kemudian ada relief yang menggambarkan Nabi Sulaiman, Nabi Daud (ayah Sulaiman), kisah Ratu Saba yang mengangkat kain karena dikira lantai yang
diinjak adalah kolam.

Ada 40 bukti eksak yang dijelaskan dalam buku tersebut. Salah satu bukti paling kuat dan belum bisa dibantah ialah ditemukannya surat dari Nabi Sulaiman bertuliskan, 'Bismillahirrahmanirrohim' di atas plat emas di dalam kolam pemandian Ratu Saba atau Ratu Boko di daerah Sleman, Jawa Tengah. Bahkan, diduga Sleman berasal dari nama Nabi Sulaiman.

Fahmi mengharapkan pemerintah Indonesia dapat melakukan kajian atas temuan-temuan dan fakta yang diungkapkan olehnya, sehingga ada ekspedisi yang membuktikan Candi Borobudur bukanlah peninggalan agama Buddha.

"Saya bisa membuktikan Borobudur bukanlah peninggalan Buddha. Tidak ada bukti peninggalan Buddha di Borobudur. Tidak ada di relief candi ini
membuktikan Borobudur peninggalan Buddha," kata ahli matematika Islam ini.

Fahmi menyebutkan perlu perhatian pemerintah untuk melindungi Candi Borobudur. Dari temuan tersebut akan menarik minat masyarakat dunia untuk mendatangi Borobudur.

Mungkin selama ini masyarakat datang berkunjung hanya sekadar melihat dan mendokumentasikan diri. Namun, fakta yang ia ungkapkan bahwa Candi Borobudur menjadi bukti asal muasal bangsa Indonesia.

Pesan lain yang terkandung dalam penemuan itu ialah Nusantara merupakan negeri Saba yang merupakan duplikatnya surga. Menurutnya, jika pemahaman tersebut ditanamkan guru-guru kepada muridnya sejak kecil akan menumbuhkan rasa bangga dan jiwa nasionalisme terhadap bangsa Indonesia.

"Generasi muda kita akan menjadi percaya diri. Pemahaman ini perlu dimasukkan dalam kurikulum. Guru-guru sejarah harus dilatih agar menyebarluaskan pemahaman ini," katanya. (Ant)

Bani Israel itu masih keturunan Suku Jawa, buktinya ibukota Israel pake nama : Java Tel Aviv, Mahkota Rabbi Yahudi yang menjadi imam Sinagog pake gambar Rumah Joglo Jawa. Yang disebut Jawa adalah seluruh Etnik Nusantara yang dulunya penghuni Benua Atlantis sebelum dikirim banjir besar oleh Allah SWT, setelah banjir besar benua ini pecah menjadi 17.000 pulau yang sekarang disebut Indonesia, hanya beberapa etnik yang masih tersisa, selebihnya menjadi cikal bakal bangsa dunia antara lain bangsa India, Cina ( termasuk Jepang ), Eropa, Israel, Arab, dan Indian . Dalam bahasa Jawa Kuno, arti jawa adalah moral atau akhlaq, maka dalam percakapan sehari-hari apabila dikatakan seseorang dikatakan : "ora jowo" berarti "tidak punya akhlaq atau tidak punya sopan santun", sebutan jawa ini sejak dulunya dipakai untuk menyebut keseluruhan wilayah nusantara, penyebutan etnik2 sebagaimana berlaku saat ini adalah hasil taktik politik de vide et impera para penjajah. Sejak zaman Benua Atlantis, Jawa memang menjadi pusat peradaban karena dari bukti2 fosil manusia purba di seluruh dunia sebanyak 6 jenis fosil, 4 diantaranya ditemukan di Jawa. Menurut "mitologi jawa" yang telah menjadi cerita turun temurun, bahwa asal usul bangsa Jawa adalah keturunan BRAHMA DAN DEWI SARASWATI dimana salah satu keturunannya yang sangat terkenal dikalangan Guru Hindustan (India) dan Guru Budha (Cina) adalah Bethara Guru Janabadra yang mengajarkan "ILMU KEJAWEN". Sejatinya "Ilmu Kejawen" adalah "Ilmu Akhlaq" yang diajarkan Nabi Ibrahim AS yang disebut dalam Alqur'an "Millatu Ibrahim" dan disempurnakan oleh Nabi Muhammad SAW dalam wujud Alqur'an dengan "BAHASA ASLI (ARAB)", dengan pernyataannya "tidaklah aku diutus, kecuali menyempurnakan akhlaq". Dalam buku kisah perjalanan Guru Hindustan di India maupun Guru Budha di Cina, mereka menyatakan sama2 belajar "Ilmu Kejawen" kepada Guru Janabadra dan mengembangkan "Ilmu Kejawen" ini dengan nama sesuai dengan asal mereka masing2, di India mereka namakan "Ajaran Hindu", di Cina mereka namakan "Ajaran Budha". Dalam sebuah riset terhadap kitab suci Hindu, Budha dan Alqur'an, ternyata tokoh BRAHMA sebenarnya adalah NABI IBRAHIM, sedang DEWI SARASWATI adalah DEWI SARAH yang menurunkan bangsa2 selain ARAB. Bukti lain bahwa Ajaran Budha berasal dari Jawa adalah adanya prasasti yang ditemukan di Candi2 Budha di Thailand maupun Kamboja yang menyatakan bahwa candi2 tsb dibangun dengan mendatangkan arsitek dan tukang2 dari Jawa, karena memang waktu itu orang Jawa dikenal sebagai bangsa tukang yang telah berhasil membangun "CANDI BOROBUDUR" sebagai salah satu keajaiban dunia. Ternyata berdasarkan hasil riset Lembaga Studi Islam dan Kepurbakalaan yang dipimpin oleh KH. Fahmi Basya, dosen Matematika Islam UIN Syarif Hidayatullah, bahwa sebenarnya "CANDI BOROBUDUR" adalah bangunan yang dibangun oleh "TENTARA NABI SULAIMAN" termasuk didalamnya dari kalangan bangsa Jin dan Setan yang disebut dalam Alqur'an sebagai "ARSY RATU SABA", sejatinya PRINCE OF SABA atau "RATU BALQIS" adalah "RATU BOKO" yang sangat terkenal dikalangan masyarakat Jawa, sementara patung2 di Candi Borobudur yang selama ini dikenal sebagai patung Budha, sejatinya adalah patung model bidadara dalam sorga yang menjadikan Nabi Sulaiman sebagai model dan berambut keriting. Dalam literatur Bani Israel dan Barat, bangsa Yahudi dikenal sebagai bangsa tukang dan berambut keriting, tetapi faktanya justru Suku Jawa yang menjadi bangsa tukang dan berambut keriting ( perhatikan patung Nabi Sulaiman di Candi Borobudur ). Hasil riset tsb juga menyimpulkan bahwa "SUKU JAWA" disebut juga sebagai "BANI LUKMAN" karena menurut karakternya suku tsb sesuai dengan ajaran2 LUKMANUL HAKIM sebagaimana tertera dalam Alqur'an.Perlu diketahui bahwa satu2nya nabi yang termaktub dalam Alqur'an, yang menggunakan nama depan SU hanya Nabi Sulaiman dan negeri yang beliau wariskan ternyata diperintah oleh keturunannya yang juga bernama depan SU dan meninggalkan negeri bernama SLEMAN di Jawa Tengah. Nabi Sulaiman mewarisi kerajaan dari Nabi Daud yang dikatakan didalam Alqur'an dijadikan Khalifah di Bumi ( menjadi Penguasa Dunia dengan Benua Atlantis sebagai Pusat Peradabannya), Nabi Daud juga dikatakan raja yang mampu menaklukkan besi (membuat senjata dan gamelan dengan tangan, beliau juga bersuara merdu)dan juga menaklukkan gunung hingga dikenal sebagai Raja Gunung. Di Nusantara ini yang dikenal sebagai Raja Gunung adalah "SYAILENDRA" ( Syailendra menurut Dr. Daoed Yoesoef berasal dari kata saila dan indra, SAILA = RAJA dan INDRA = GUNUNG).

Rincian tambahan

Sudah menjadi keniscayaan sejarah, bahwa kemenangan Islam tahap pertama waktu "FUTTUL MAKKAH" dimana Nabi Besar Muhammad SAW. bersama orang2 beriman dengan konsisten melaksanakan perintah shalat sebagai kunci kemenangan dengan kondisi susah air, lalu Allah memberinya "SUMUR ZAM ZAM" yang penuh berkah, maka "FUTTUL MAKKAH KEDUA" akan terjadi melalui Indonesia, negeri yang penuh berkah dengan persediaan air tak terbatas ( zam zam di luar Makkah ). Dari Indonesialah pada suatu masa nanti akan bersatu sebuah kekuatan besar yang diinspirasi dari kekuatan spiritual Ibrahim, Daud, Sulaiman dan Muhammad SAW yang akan memenangkan Islam atas Zionis Israel dan para pendukungnya.

CANDI BOROBUDUR
SURYA Online, BOGOR - Penulis buku Borobudur dan Peninggalan Nabi Sulaiman, Kiai Haji Fahmi Basya mengungkapkan, mimpinya bertemu dengan Soekarno saat menjalani masa tahanan di Lapas Suka Miskin Bandung Tahun 1979, memotivasi dirinya menggali misteri Borobudur.

"Saya ditahan di depan ruangan tahanan yang pernah dihuni Soekarno, begitu membayangkan Soekarno saya kok terbersit bayangan Borobudur yang sejak dahulu saya yakini sebagai bentuk model piring terbang," katanya pada Seminar Titik Balik Sejarah Borobudur di Bogor, Sabtu (6/4/2013).

Ia melanjutkan, malam itu terus terbayang tentang Borobudur dan saat tertidur kemudian bermimpi bertemu dengan Soekarno yang terlihat menganguk-anguk membenarkan teorinya bahwa Borobudur adalah sebuah model pesawat luar angkasa.

"Model Borobudur secara ilmiah bisa dibuktikan merupakan model pesawat luar angkasa, demikian juga saya yakin model Tugu Monas juga merupakan kebalikan dari bentuk pesawat tadi karena asapnya berada di atas," katanya.

Tahun 2008, K.H. Fahmi mulai menulis hipotesa tentang keberadaan Borobudur sebagai bentuk peninggalan Nabi Sulaiman. "Saya layangkan kisah ini di internet, tetapi tidak banyak mendapat tanggapan," katanya.

Motivasi semakin kuat setelah Tahun 2001 bertemu dengan temannya yang baru pulang dari ibadah haji. "Jangan-jangan teori Anda benar kalau Sleman itu dari kata Sulaeman," katanya menirukan ucapan temannya itu.

Ia mengungkapkan, saat ini, sudah melakukan ekspedisi Borobudur ke-20 dan bulan ini akan ada ekspedisi ke-21 untuk melihat bukti-bukti teori saya itu.

"Ada 40 bukti eksak yang tidak terbantahkan dan saya membuka diri kepada siapapun untuk menguji teori saya itu," katanya.

Sebelumnya, dia juga berkeyakinan terungkapnya misteri Candi Borobudur yang merupakan peninggalan Sulaiman dan merupakan penjelasan dari ayat-ayat Alquran itu akan berpotensi untuk mengislamkan masyarakat dunia.

"Masyarakat dunia akan berbondong-bondong mendatangi Borobudur untuk melihat bukti-bukti itu," katanya.

Ia menyebutkan, Candi Borobudur tersusun dari dua bangunan, yaitu bagian bawah merupakan karya masa Nabi Sulaiman dengan bantuan para jin dan bagian puncak merupakan bangunan milik Ratu Saba yang dipindahkan dengan kecepatan cahaya ke bagian atas Candi Borobudur.

"Pemindahan Istana Boko milik Ratu Saba itu tertulis dalam Alquran," katanya.

Dalam buku tersebut, dia menjelaskan, dengan detail dan ilmiah bukti-bukti bahwa Borobudur merupakan peninggakan Nabi Sulaeman, seperti adanya relief yang menggambarkan kisah Nabi Yunus yang terlempar dari kapal dan siap diterkam ikan besar.

Kemudian, ada relief yang menggambarkan Nabi Sulaeman, Nabi Daud (ayah Sulaeman), kisah Ratu Saba yang mengangkat kain karena dikira lantai yang diinjaknya adalah kolam.

Bambang Putra, Ketua Yayasan Generasi Ahad, yang mensponsori acara itu mengatakan, hipotesa dari K.H. Fahmi itu perlu diuji untuk lebih menyempurnakan fakta-fakta yang ada.

"Kita membuka diri kepada siapa pun untuk menguji hipotesa itu. Kalau semakin menguatkan, ini sangat berpotensi untuk makin mempertebal rasa nasionalisme kita sebagai bangsa Indonesia," katanya.